Selasa, 31 Maret 2009

Jakarta BIENNALE XIII 2009














Even Jakarta biennale 2009 kali ini agak berbeda yaitu kini merupakan ajang berskala internasional yang Diselengarakan tanggal 27 januari 2009 Jakarta Biennale ini diadakan setiap tahun, dan disandingkan dengan berbagai kegiatan dari berbagai cabang seni dalam satu kerangka lebih besar yang disebut “Arena”

pembukaannya disambut oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi bowo.

“Ia berpendapat bahwa Jakarta biennale akan memberi warna tersendiri bagi masyarakat ibukota, dan dapat dimanfaatkan sebagai forum berkrea bagi seniman yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat kota”.


berikut adalah 4 karya yang kami bahas dari jakarta biennale:

MONAS (monumen nasional)



Monument nasional, Jakarta pusat.



fotografer monas, jakarta pusat 2009.



Monumen nasional (Monas) adalah kebanggaan Indonesia. Belum ke Jakarta kalo belum foto berlatarkan monas namun tidak semua orang ke monas membawa kamera sendiri. Sebagian besar sering menggunakan jasa fotografer keliling. Dan tak jarang berpose unik seperti yang dianjurkan oleh para fotografer itu. Pose-pose yang dihasilkan adalah pose yang khas , aneh, bahkan lucu. Dari yang sedang memegang puncuk api monas sampai yang menyalakan rokok dengan monas itu. Foto-foto ini menggambarkan bagaimana orang merasa bangga, tak berjarak dan membentuk presepsi mereka sendiri atas monas yang mereka kenal. Sebuah pencitraan yang hanya biasa dilakukan oleh medium fotografi.

Daniel kampua , juga seorang fotografer, bekerjasama dengan fotografer keliling itu,untuk mengadakan pameran bersama. Ia menyimpan data foto mereka , bersama-sama memilihnya lalu memamerkannya di pintu terowongan untuk masuk monas dalam sejumblah panel.

Selain itu dalam pose bersama , juga dengan latar belakang monas , yang hasilnya dipamerkan bersama-sama foto koleksi mereka. Para pengunjung monas tidak hanya bias melihat “diri mereka” disana, namun juga para fotografer monas, pengunjung dan fotografer melalui sebuah pameran foto.


Daniel Kampua lahir jakarta , 1984 lulus dari jurusan fotografi di institut kesenian Jakarta pada 2008, ia aktif mengikuti berbagai loka karya dan pameran. Selain berkarya ia kini menjadi fotografer untuk sebuah majalah di Jakarta. Ia pernahraih manjadi salah satu dari lima penghargaan khusus pada Jakarta 32c 2008, sebuah pameran karya visual mahasiswa Jakarta yang diadakan oleh Ruang rupa dan kompotan Jakarta 32c di galeri nasional Indonesia pada 2008.

Antara monas, pangunjung dan fotografer.





STANI MICHIELS 122





Jakarta 2003

Digital photography

Five panels 100 x 140 cm




Jakarta terbangun atas contras-kontras yang memukau. Masjid berdiri tak jauh dari kelenteng cina, wilayah criminal dengan rumah-rumah rendah disamping menara-menara


mewah yang terproteksi, perumahan tradisional disisi arsitektur sampah neoklasik barat…

“percakapan saya dengan seniman dan masyarakat setempat membuat saya menemukan beragam tempat. Ketimbang membuat daftar elemen-elem yang berbeda ini,saya lebih tertarik menangkap apa yang terjadi diruang antara, dan dengan demikian bagaimana pergeseran ekstrim terjadi dikota ini dalam waktu yang relative singkat.

“karena itu saya membangun cara yang khusus untuk mengkonfresi video (siambil dari mobil,kereta, …) menjadi serangkaian foto yang tak terputus. Hal ini membentuk persepsi yang sama sekali baru tentang kota: seluruh jalanan, perumahan, dan bahkan penampang kota bisa dicakup dalam satu foto tak terputus. Tak seperti fotografi panoramik 360 drajad. Disini tidak ada posisi kamera yang tetap dan dominant, yang mengendalikan pandangan kamera, yang dibebaskan dari tripot, kini dapat bergerak dalam cara yang berliku-liku. Dengan demikian, pelihat foto selamanya terdisorientasi.

Karut- marut kota diterjemahkan dalam derau dari kejauhan, tapi dalam jalan-jalan yang jelas teperinci dari dekat.” ( penyataan seniman)

Lahir di GEEL, 1973. tinggal dan bekerja di Amsterdam.


Grogol _ _ _ _ _



Ismiaji cahyono memilih wilayah yg dekat dengan diri nya yaitu grogol. Sebagai sebuah simpang strategis yg sangat padat karena menghubungkan jakarta dengan tangerang. Grogol menyimpan berbagai persoalan, selain kemacetan, polusi, juga kriminal. Sebuahkondisi yang berdampak secara psikologis pada publik yang melaluinya. Billboard interaktif Aji mencoba untuk mendefinisikan kembali Grogol. Dengan mencari persamaan kata Grogol (Grogol = ....). Bagian titik bisa diisi secara langsung melalui pesan pendek oleh publik. Saa ini Aji sedang melakukan penelitian tentang perkembangan Grogol. Ia akan membenturkan hasil asumsi dari penelitian dengan opini yang akan ia dapa dari publik memalui pesan pendek itu. Aji telah mengubah fungsi billboard dari sekedar penyampaian pesan menjadi media untuk mendefinisikan sebuah lokasi spesifik.
Ismiaji Cahyono berasal dari DKV ITB. Ia sangat tertarik dengan ilustrasi yang membawa berkecimpung ke dalam dunia desain. Ia lulus th 2001. Thesis yang ia buat berjudul “ Balancing the Act: Pursuing a Sociality Responsible Graphic in Indonesia”. Kini Ismiaji sedang merintis studio desain bersama istrinya di Jakrta, mengajar di Universitas Bina Nusantara, UPH dan UI. Dan ia jg berpartisipasi menyusun konsep majalah desain GrafisVersus dan pada 2008 memimpin redaksinya.


The meeting






“The meeting (2008) mengacu pada suatu bagian yang tak di kenal dalam sejarah hubungan diplomatik Amerika – Jepang pada abad ke-20. Kisah di mulai berlatar ketengangan akibat Undang-Undang pembatasan Timur Asing (Oriental Exclusion Act). Yan diloloskan Kongres AS pada 1942 untuk menankal imigran Asia Timur dari Amerika Serikat.
“Dengan harapan mengembangkan rasa saling memahami antara masyaratakt dua negara ini pendeta sidney Gullick, mantan misionaris ke Jepang, menprakarsai Proyek oneka Persahabatan (friendship Doll Project), untuk mengirimkan sekelompok boneka kepada anak anak Jepang sebagai ungkapan nita baik. Pada Januari 197, 12.739 boneka bermata biru, sumbangan anak-anak dari seluruh Amerika Serikat, di kirim ke Jepang, bertepatan dengan perayaan Hina Matsuri, festival-boneka tahunan di Jepang. Sebagai balasan, masyarakat Jepang mengirimkan 58 Boneka Persahabatan yang di desain khusus ke Amerika Serikat, semuanya berbusana kimono yang dilengkapi dengan pernak-pernik perhiasan. Boneka – boneka itu mewakili 47 prefecture di Jepang, 6 kota besar, 4 teritorial dan rumah tangga kekaisarannya.
“Namun, sejarah akhirnya menggerogoti ungkapan – ungkapan niat baik semacam ini. Setelah pengeboman Pearl Harbour dan masuknya Amerika Serikat dalam kancah Perang Dunia II, sebagian besar Boneka Persahabatan itu digudangkan atau dikeluarkan dari museum – museum serta galeri yang semula menyimpannya. Nasib yang sama diderita pula boneka – boneka bermata biru di Jepang, bayak diantaranya dibakar atau dirusak sesuai dengan perintah yang dikeluarkan pemerintah Jepang.
“Berdasarkan Proyek Boneka Persahabatan 1927 tersebut, the meeting adalah serangkaian film pendek hitam-putih, dimana boneka dari dua negara berbeda (Jepang dan Amerika) bertemu dalam berbagai rumah – rumah boneka. Masing – masing perjumpaan dalam rangkaian 15pertemuan itu didesain serupa, dengan dua boneka berhadap – hadapan tak bergerak dalam ruangan yang digelapkan. Cahaya perlahan bergerak melalui bukaan dalam ruangan dan menyinari adegan tersebut, memberi bebayang dalam suasana yang berubah sekaligus menandai berjalannya waktu. Tata suara, dirancang oleh seniman bunyi (sound artist) Isaac Teo, yang memperkuat suasana dan ambiguitas kelima belas perjumpaan itu-kadang ramah, kadang tak pasti dan dalam kesempatan lainnya, jelas – jelas bermusuhan dang mengancam.” (pernyataan perupa)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar