Even Jakarta biennale 2009 kali ini agak berbeda yaitu kini merupakan ajang berskala internasional yang Diselengarakan tanggal 27 januari 2009 Jakarta Biennale ini diadakan setiap tahun, dan disandingkan dengan berbagai kegiatan dari berbagai cabang seni dalam satu kerangka lebih besar yang disebut “Arena”
pembukaannya disambut oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi bowo.
“Ia berpendapat bahwa
berikut adalah 4 karya yang kami bahas dari jakarta biennale:
Monumen nasional (Monas) adalah kebanggaan
Daniel kampua , juga seorang fotografer, bekerjasama dengan fotografer keliling itu,untuk mengadakan pameran bersama. Ia menyimpan data foto mereka , bersama-sama memilihnya lalu memamerkannya di pintu terowongan untuk masuk monas dalam sejumblah panel.
Selain itu dalam pose bersama , juga dengan latar belakang monas , yang hasilnya dipamerkan bersama-sama foto koleksi mereka.
Daniel Kampua lahir
Antara monas, pangunjung dan fotografer.
STANI MICHIELS 122
Jakarta 2003
Digital photography
Five panels 100 x 140 cm
mewah yang terproteksi, perumahan tradisional disisi arsitektur sampah neoklasik barat…
“percakapan saya dengan seniman dan masyarakat setempat membuat saya menemukan beragam tempat. Ketimbang membuat daftar elemen-elem yang berbeda ini,saya lebih tertarik menangkap apa yang terjadi diruang antara, dan dengan demikian bagaimana pergeseran ekstrim terjadi dikota ini dalam waktu yang relative singkat.
“karena itu saya membangun cara yang khusus untuk mengkonfresi video (siambil dari mobil,kereta, …) menjadi serangkaian foto yang tak terputus. Hal ini membentuk persepsi yang sama sekali baru tentang
Karut- marut
Lahir di GEEL, 1973. tinggal dan bekerja di
Grogol _ _ _ _ _
Ismiaji Cahyono berasal dari DKV ITB. Ia sangat tertarik dengan ilustrasi yang membawa berkecimpung ke dalam dunia desain. Ia lulus th 2001. Thesis yang ia buat berjudul “ Balancing the Act: Pursuing a Sociality Responsible Graphic in Indonesia”. Kini Ismiaji sedang merintis studio desain bersama istrinya di Jakrta, mengajar di Universitas Bina Nusantara, UPH dan UI. Dan ia jg berpartisipasi menyusun konsep majalah desain GrafisVersus dan pada 2008 memimpin redaksinya.
“Dengan harapan mengembangkan rasa saling memahami antara masyaratakt dua negara ini pendeta sidney Gullick, mantan misionaris ke Jepang, menprakarsai Proyek oneka Persahabatan (friendship Doll Project), untuk mengirimkan sekelompok boneka kepada anak anak Jepang sebagai ungkapan nita baik. Pada Januari 197, 12.739 boneka bermata biru, sumbangan anak-anak dari seluruh Amerika Serikat, di kirim ke Jepang, bertepatan dengan perayaan Hina Matsuri, festival-boneka tahunan di Jepang. Sebagai balasan, masyarakat Jepang mengirimkan 58 Boneka Persahabatan yang di desain khusus ke Amerika Serikat, semuanya berbusana kimono yang dilengkapi dengan pernak-pernik perhiasan. Boneka – boneka itu mewakili 47 prefecture di Jepang, 6 kota besar, 4 teritorial dan rumah tangga kekaisarannya.
“Namun, sejarah akhirnya menggerogoti ungkapan – ungkapan niat baik semacam ini. Setelah pengeboman Pearl Harbour dan masuknya Amerika Serikat dalam kancah Perang Dunia II, sebagian besar Boneka Persahabatan itu digudangkan atau dikeluarkan dari museum – museum serta galeri yang semula menyimpannya. Nasib yang sama diderita pula boneka – boneka bermata biru di Jepang, bayak diantaranya dibakar atau dirusak sesuai dengan perintah yang dikeluarkan pemerintah Jepang.
“Berdasarkan Proyek Boneka Persahabatan 1927 tersebut, the meeting adalah serangkaian film pendek hitam-putih, dimana boneka dari dua negara berbeda (Jepang dan Amerika) bertemu dalam berbagai rumah – rumah boneka. Masing – masing perjumpaan dalam rangkaian 15pertemuan itu didesain serupa, dengan dua boneka berhadap – hadapan tak bergerak dalam ruangan yang digelapkan. Cahaya perlahan bergerak melalui bukaan dalam ruangan dan menyinari adegan tersebut, memberi bebayang dalam suasana yang berubah sekaligus menandai berjalannya waktu. Tata suara, dirancang oleh seniman bunyi (sound artist) Isaac Teo, yang memperkuat suasana dan ambiguitas kelima belas perjumpaan itu-kadang ramah, kadang tak pasti dan dalam kesempatan lainnya, jelas – jelas bermusuhan dang mengancam.” (pernyataan perupa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar