Selasa, 31 Maret 2009

ART DECO

SEJARAH Art Deco Historic District (DISTRIK BERSEJARAH ART DECO) Distrik bersejarah Art Deco ini berlokasi di ujung selatan pantai Miami, Florida. Gaya Art Deco yang bercirikan garis-garis geometrik licin dan dekorasi bergaya, berkembang di daerah Miami selama ledakan perkembangan di tahun 1920-an dan 1930-an. Gaya Art Deco yang popular di tahun 1920-an dan 1930-an, digunakan terutama dalam desain-desain bangunan, mebel, perhiasan, dan dekorasi interior. Art Deco dicirikan dengan bentuk-bentuk yang melangsingkan dan licin; corak-corak geometrik; dan eksperimen-eksperimen dengan material-material industri seperti bahan-bahan metal, plastik, dan kaca. Istilah Art Deco adalah singkatan dari judul Pameran besar desain di Paris yang di adakan tahun 1925 yaitu Exposition Internationale des Arts Decoratifs et Industriels Modernes (International Exposition of Modern Industrial and Decorative Arts), dimana gayanya menjadi jelas pertama kali. Art Deco dengan cepat mendapat pegangan di Amerika, dimana gaya ini mencapai prestasi tinggi di arsitektur, khususnya pada gedung-gedung pencakar langit di kota New York pada akhir tahun 1920-an dan 1930-an seperti gedung Chrysler, Daily News dan gedung Empire State. Karena banyak gedung bergaya Art Deco yang di bangun pada masa jatuhnya perekonomian yang dikenal dengan (Great Depression), gaya ini seringkali disebut juga dengan depression moderne.


Gedung Chrysler Gedung Chrysler (1930) di kota New York dipertimbangkan sebagai contoh murni dari arsitektur bergaya Art Deco. Di rancang oleh William Van Alen, yang terinspirasi dari seni kubism dan bentuk-bentuk mesin. Gedung ini berdiri dengan lengkungan-lengkungan yang mengecil ke atas sampai dengan puncak menara dengan panjang 319 meter terbuat dari stainless steel. Gedung ini menjadi gedung tertinggi di dunia selama setahun, sebelum gedung Empire State melewatinya.
Slide 14

Art Deco sendiri tumbuh karena jenuhnya orang pada bentuk lengkungan dan motif-motif tumbuhan dari Art Nouveau, yang banyak dipakai pada Desain Arsitektur pada awal abad ke-20. Art Deco tetap bertahan dengan kecondongan Art Nouveau dalam abstraksi dan pengulangan bentuk tapi tidak dengan bentuk-bentuk dan motif-motif dari gaya lama.
Garis-garis bersih, pelurusan dan simetris dari Art Deco menggambarkan meningkatnya kepentingan produk-produk industri dalam kehidupan sehari-hari, dan saling ketertarikan di antara seniman-seniman modern dan desainer-desainer dalam keindahan mesin. Objek-objek Art Deco biasanya bukan produksi massal, tapi banyak mempunyai kualitas barang produksi massal : kesederhanaan,pengulangan yang tidak beraneka ragam, dan pola-pola geometric. Desainer-desainer mulai memandang produk-produk industri sebagai objek bermanfaat daripada inspirasi seni.

Art Deco juga merupakan produk dari suburnya pertukaran seniman antara Paris, Perancis dan New York yang muncul setelah Perang Dunia I (1914-1918). Seniman, penulis dan musisi Amerika pergi ke paris setelah Perang dan membawa pendekatan kreatif yang masih segar. Orang-Orang Perancis yang terbatasi seni nya oleh tradisi, menyerap semangat improvisasi yang dibawa oleh orang Amerika. Kemudian arsitek-arsitek Amerika yang belajar di Paris’s École des Beaux Arts (School of Fine Arts) membawa pengaruh Eropa dalam banyak desain gedung-gedung pencakar langit di New York.


Seniman-seniman pertama yang ikut berkontribusi dalam penciptaan Art Deco adalah Desainer fashion Perancis Paul Poiret dan Desainer perhiasan dan kaca yang berasal dari Perancis René Lalique. Seirama dengan kaca eksperimental dari desainer Amerika yaitu Louis Comfort Tifanny, desain-desain kaca Lalique pada tahun 1910an bercirikan garis-garis panjang yang halus dan warna-warna yang tak biasa. Desain-desain original yang dibuat oleh Henri Matisse dan Pablo Picasso untuk Perusahaan Ballets Russes dance di Paris merupakan pengaruh tambahan dari gaya Art Deco yang mulai timbul.
Desainer-desainer Art Deco juga mengaggumi dan meminjam dari seni kuno yang ditemukan oleh arkeolog-arkeolog pada masa itu, khususnya peti mati Raja Mesir Tutankhamun (dipamerkan di Paris pada tahun 1922) dan Maya dan seni Mesoamerican lainnya.

Arsitektur
Pada Arsitekturbrt prestasi hebat Art Deco tidak muncul di Eropa tetapi di Amerika. Trio spesialis pencakar langit di kota New York mempersiapkan panggung untuk ledakan aktivitas kreatif selama tahun 1920-an dan awal 19-30an. Arsitek-arsitek Raymond M. Hood, Ralph Walker, dan Ely Jacques Kahn menghasilkan banyak gedung-gedung tinggi yang menjadi landmark dan menjadi inspirasi bagi desainer-desainer lain karena bentuk, material dan dekorasi yang inovatif dari mereka. Pengaruh besar karya mereka adalah desain dari Arsitek Eliel Saarinen yang ikut Chicago Tribune Building Competition pada tahun 1922. Walaupun rancangannya tidak menang, tapi karyanya membuat popular penggunaan profil gedung “beranak tangga” yang menjadi banyak dipakai gedung-gedung pencakar langit Art Deco.

Gedung-gedung pencakar langit Art Deco yang besar banyak dibangun semasa akhir perang dunia 1 yaitu tahun 1918 dan pertengahan 1930-an. Gelembung aktifitas ekonomi ini, kebanyakan terjadi sebelum kesulitan ekonomi pada tahun 1930-an, mendorong inovasi pada gedung-gedung tinggi. Hood menerapkan standar untuk desain gedung-gedung pencakar langit masa depan dengan desain-desainnya seperti Gedung American Radiator (1924); Gedung New York Daily News(1930); dan Gedung Mcgraw-Hill (1931). Dia juga ikut berkontribusi dalam pembangunan Rockefeller Center (1933, dengan beberapa tambahan), yang pernah menjadi karya terbesar di New York.
Gedung-gedung karya Ralph Walker terbuat dari bentuk-bentuk geometris yang besar yang terlihat hampir seperti dipahat keluar. Karya-karyanya seperti berikut :
Barclay-Vesey Telephone Building (1923-1926), Two Park Avenue Tower (1927), dan
Squibb Building (1930).
Desain gedung Art Deco lainnya yang terkenal adalah Gedung Chrysler (1930) oleh Arsitek Amerika William Van Alen, Gedung Empire State (1931) oleh perusahaan Shreve, Lamb & Harmon, dan interior dari Radio City Music Hall (1932) oleh Desainer Amerika Donald Deskey.




Seni Dekoratif Art Deco Table (meja)


Meja hitam yang terbuat dari kuningan ini di desain oleh Jacques Émile Ruhlmann pada sekitar tahun 1930 dengan gaya Art Deco. Bentuk meja yang elegan dan simpel adalah karakteristik dari desain Art Deco.

Art deco pada lukisan




Art Deco pada bangunan














Art Deco pada media cetak



sumber:
www.Google.com
www.wikipedia.com
buku Tinjauan desain 1, arief Adityawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar