Gedung ChryslerGedung Chrysler (1930) di kota New York dipertimbangkan sebagai contoh murni dari arsitektur bergaya Art Deco. Di rancang oleh William Van Alen, yang terinspirasi dari seni kubism dan bentuk-bentuk mesin. Gedung ini berdiri dengan lengkungan-lengkungan yang mengecil ke atas sampai dengan puncak menara dengan panjang 319 meter terbuat dari stainless steel. Gedung ini menjadi gedung tertinggi di dunia selama setahun, sebelum gedung Empire State melewatinya.
Art Deco sendiri tumbuh karena jenuhnya orang pada bentuk lengkungan dan motif-motif tumbuhan dari Art Nouveau, yang banyak dipakai pada Desain Arsitektur pada awal abad ke-20. Art Deco tetap bertahan dengan kecondongan Art Nouveau dalam abstraksi dan pengulangan bentuk tapi tidak dengan bentuk-bentuk dan motif-motif dari
Garis-garis bersih, pelurusan dan simetris dari Art Deco menggambarkan meningkatnya kepentingan produk-produk industri dalam kehidupan sehari-hari, dan saling ketertarikan di antara seniman-seniman modern dan desainer-desainer dalam keindahan mesin. Objek-objek Art Deco biasanya bukan produksi massal, tapi banyak mempunyai kualitas barang produksi massal : kesederhanaan,pengulangan yang tidak beraneka ragam, dan pola-pola geometric. Desainer-desainer mulai memandang produk-produk industri sebagai objek bermanfaat daripada inspirasi seni.
Art Deco juga merupakan produk dari suburnya pertukaran seniman antara
Seniman-seniman pertama yang ikut berkontribusi dalam penciptaan Art Deco adalah Desainer fashion Perancis Paul Poiret dan Desainer perhiasan dan kaca yang berasal dari Perancis René Lalique. Seirama dengan kaca eksperimental dari desainer Amerika yaitu Louis Comfort Tifanny, desain-desain kaca Lalique pada tahun 1910an bercirikan garis-garis panjang yang halus dan warna-warna yang tak biasa. Desain-desain original yang dibuat oleh Henri Matisse dan Pablo Picasso untuk Perusahaan Ballets Russes dance di Paris merupakan pengaruh tambahan dari
Desainer-desainer Art Deco juga mengaggumi dan meminjam dari seni kuno yang ditemukan oleh arkeolog-arkeolog pada masa itu, khususnya peti mati Raja Mesir Tutankhamun (dipamerkan di
Arsitektur
Pada Arsitekturbrt prestasi hebat Art Deco tidak muncul di Eropa tetapi di Amerika. Trio spesialis pencakar langit di kota New York mempersiapkan panggung untuk ledakan aktivitas kreatif selama tahun 1920-an dan awal 19-30an. Arsitek-arsitek Raymond M. Hood, Ralph Walker, dan Ely Jacques Kahn menghasilkan banyak gedung-gedung tinggi yang menjadi landmark dan menjadi inspirasi bagi desainer-desainer lain karena bentuk, material dan dekorasi yang inovatif dari mereka. Pengaruh besar karya mereka adalah desain dari Arsitek Eliel Saarinen yang ikut
Gedung-gedung pencakar langit Art Deco yang besar banyak dibangun semasa akhir perang dunia 1 yaitu tahun 1918 dan pertengahan 1930-an. Gelembung aktifitas ekonomi ini, kebanyakan terjadi sebelum kesulitan ekonomi pada tahun 1930-an, mendorong inovasi pada gedung-gedung tinggi. Hood menerapkan standar untuk desain gedung-gedung pencakar langit masa depan dengan desain-desainnya seperti Gedung American Radiator (1924); Gedung
Gedung-gedung karya Ralph Walker terbuat dari bentuk-bentuk geometris yang besar yang terlihat hampir seperti dipahat keluar. Karya-karyanya seperti berikut :
Barclay-Vesey Telephone Building (1923-1926), Two Park Avenue Tower (1927), dan
Squibb Building (1930).
Desain gedung Art Deco lainnya yang terkenal adalah Gedung Chrysler (1930) oleh Arsitek Amerika William Van Alen, Gedung Empire State (1931) oleh perusahaan Shreve, Lamb & Harmon, dan interior dari Radio City Music Hall (1932) oleh Desainer Amerika Donald Deskey.
Meja hitam yang terbuat dari kuningan ini di desain oleh Jacques Émile Ruhlmann pada sekitar tahun 1930 dengan
Art deco pada lukisan
Art Deco pada bangunan
www.Google.com
www.wikipedia.com
buku Tinjauan desain 1, arief Adityawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar