Selasa, 31 Maret 2009

ART DECO

SEJARAH Art Deco Historic District (DISTRIK BERSEJARAH ART DECO) Distrik bersejarah Art Deco ini berlokasi di ujung selatan pantai Miami, Florida. Gaya Art Deco yang bercirikan garis-garis geometrik licin dan dekorasi bergaya, berkembang di daerah Miami selama ledakan perkembangan di tahun 1920-an dan 1930-an. Gaya Art Deco yang popular di tahun 1920-an dan 1930-an, digunakan terutama dalam desain-desain bangunan, mebel, perhiasan, dan dekorasi interior. Art Deco dicirikan dengan bentuk-bentuk yang melangsingkan dan licin; corak-corak geometrik; dan eksperimen-eksperimen dengan material-material industri seperti bahan-bahan metal, plastik, dan kaca. Istilah Art Deco adalah singkatan dari judul Pameran besar desain di Paris yang di adakan tahun 1925 yaitu Exposition Internationale des Arts Decoratifs et Industriels Modernes (International Exposition of Modern Industrial and Decorative Arts), dimana gayanya menjadi jelas pertama kali. Art Deco dengan cepat mendapat pegangan di Amerika, dimana gaya ini mencapai prestasi tinggi di arsitektur, khususnya pada gedung-gedung pencakar langit di kota New York pada akhir tahun 1920-an dan 1930-an seperti gedung Chrysler, Daily News dan gedung Empire State. Karena banyak gedung bergaya Art Deco yang di bangun pada masa jatuhnya perekonomian yang dikenal dengan (Great Depression), gaya ini seringkali disebut juga dengan depression moderne.


Gedung Chrysler Gedung Chrysler (1930) di kota New York dipertimbangkan sebagai contoh murni dari arsitektur bergaya Art Deco. Di rancang oleh William Van Alen, yang terinspirasi dari seni kubism dan bentuk-bentuk mesin. Gedung ini berdiri dengan lengkungan-lengkungan yang mengecil ke atas sampai dengan puncak menara dengan panjang 319 meter terbuat dari stainless steel. Gedung ini menjadi gedung tertinggi di dunia selama setahun, sebelum gedung Empire State melewatinya.
Slide 14

Art Deco sendiri tumbuh karena jenuhnya orang pada bentuk lengkungan dan motif-motif tumbuhan dari Art Nouveau, yang banyak dipakai pada Desain Arsitektur pada awal abad ke-20. Art Deco tetap bertahan dengan kecondongan Art Nouveau dalam abstraksi dan pengulangan bentuk tapi tidak dengan bentuk-bentuk dan motif-motif dari gaya lama.
Garis-garis bersih, pelurusan dan simetris dari Art Deco menggambarkan meningkatnya kepentingan produk-produk industri dalam kehidupan sehari-hari, dan saling ketertarikan di antara seniman-seniman modern dan desainer-desainer dalam keindahan mesin. Objek-objek Art Deco biasanya bukan produksi massal, tapi banyak mempunyai kualitas barang produksi massal : kesederhanaan,pengulangan yang tidak beraneka ragam, dan pola-pola geometric. Desainer-desainer mulai memandang produk-produk industri sebagai objek bermanfaat daripada inspirasi seni.

Art Deco juga merupakan produk dari suburnya pertukaran seniman antara Paris, Perancis dan New York yang muncul setelah Perang Dunia I (1914-1918). Seniman, penulis dan musisi Amerika pergi ke paris setelah Perang dan membawa pendekatan kreatif yang masih segar. Orang-Orang Perancis yang terbatasi seni nya oleh tradisi, menyerap semangat improvisasi yang dibawa oleh orang Amerika. Kemudian arsitek-arsitek Amerika yang belajar di Paris’s École des Beaux Arts (School of Fine Arts) membawa pengaruh Eropa dalam banyak desain gedung-gedung pencakar langit di New York.


Seniman-seniman pertama yang ikut berkontribusi dalam penciptaan Art Deco adalah Desainer fashion Perancis Paul Poiret dan Desainer perhiasan dan kaca yang berasal dari Perancis René Lalique. Seirama dengan kaca eksperimental dari desainer Amerika yaitu Louis Comfort Tifanny, desain-desain kaca Lalique pada tahun 1910an bercirikan garis-garis panjang yang halus dan warna-warna yang tak biasa. Desain-desain original yang dibuat oleh Henri Matisse dan Pablo Picasso untuk Perusahaan Ballets Russes dance di Paris merupakan pengaruh tambahan dari gaya Art Deco yang mulai timbul.
Desainer-desainer Art Deco juga mengaggumi dan meminjam dari seni kuno yang ditemukan oleh arkeolog-arkeolog pada masa itu, khususnya peti mati Raja Mesir Tutankhamun (dipamerkan di Paris pada tahun 1922) dan Maya dan seni Mesoamerican lainnya.

Arsitektur
Pada Arsitekturbrt prestasi hebat Art Deco tidak muncul di Eropa tetapi di Amerika. Trio spesialis pencakar langit di kota New York mempersiapkan panggung untuk ledakan aktivitas kreatif selama tahun 1920-an dan awal 19-30an. Arsitek-arsitek Raymond M. Hood, Ralph Walker, dan Ely Jacques Kahn menghasilkan banyak gedung-gedung tinggi yang menjadi landmark dan menjadi inspirasi bagi desainer-desainer lain karena bentuk, material dan dekorasi yang inovatif dari mereka. Pengaruh besar karya mereka adalah desain dari Arsitek Eliel Saarinen yang ikut Chicago Tribune Building Competition pada tahun 1922. Walaupun rancangannya tidak menang, tapi karyanya membuat popular penggunaan profil gedung “beranak tangga” yang menjadi banyak dipakai gedung-gedung pencakar langit Art Deco.

Gedung-gedung pencakar langit Art Deco yang besar banyak dibangun semasa akhir perang dunia 1 yaitu tahun 1918 dan pertengahan 1930-an. Gelembung aktifitas ekonomi ini, kebanyakan terjadi sebelum kesulitan ekonomi pada tahun 1930-an, mendorong inovasi pada gedung-gedung tinggi. Hood menerapkan standar untuk desain gedung-gedung pencakar langit masa depan dengan desain-desainnya seperti Gedung American Radiator (1924); Gedung New York Daily News(1930); dan Gedung Mcgraw-Hill (1931). Dia juga ikut berkontribusi dalam pembangunan Rockefeller Center (1933, dengan beberapa tambahan), yang pernah menjadi karya terbesar di New York.
Gedung-gedung karya Ralph Walker terbuat dari bentuk-bentuk geometris yang besar yang terlihat hampir seperti dipahat keluar. Karya-karyanya seperti berikut :
Barclay-Vesey Telephone Building (1923-1926), Two Park Avenue Tower (1927), dan
Squibb Building (1930).
Desain gedung Art Deco lainnya yang terkenal adalah Gedung Chrysler (1930) oleh Arsitek Amerika William Van Alen, Gedung Empire State (1931) oleh perusahaan Shreve, Lamb & Harmon, dan interior dari Radio City Music Hall (1932) oleh Desainer Amerika Donald Deskey.




Seni Dekoratif Art Deco Table (meja)


Meja hitam yang terbuat dari kuningan ini di desain oleh Jacques Émile Ruhlmann pada sekitar tahun 1930 dengan gaya Art Deco. Bentuk meja yang elegan dan simpel adalah karakteristik dari desain Art Deco.

Art deco pada lukisan




Art Deco pada bangunan














Art Deco pada media cetak



sumber:
www.Google.com
www.wikipedia.com
buku Tinjauan desain 1, arief Adityawan.

Jakarta BIENNALE XIII 2009














Even Jakarta biennale 2009 kali ini agak berbeda yaitu kini merupakan ajang berskala internasional yang Diselengarakan tanggal 27 januari 2009 Jakarta Biennale ini diadakan setiap tahun, dan disandingkan dengan berbagai kegiatan dari berbagai cabang seni dalam satu kerangka lebih besar yang disebut “Arena”

pembukaannya disambut oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi bowo.

“Ia berpendapat bahwa Jakarta biennale akan memberi warna tersendiri bagi masyarakat ibukota, dan dapat dimanfaatkan sebagai forum berkrea bagi seniman yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat kota”.


berikut adalah 4 karya yang kami bahas dari jakarta biennale:

MONAS (monumen nasional)



Monument nasional, Jakarta pusat.



fotografer monas, jakarta pusat 2009.



Monumen nasional (Monas) adalah kebanggaan Indonesia. Belum ke Jakarta kalo belum foto berlatarkan monas namun tidak semua orang ke monas membawa kamera sendiri. Sebagian besar sering menggunakan jasa fotografer keliling. Dan tak jarang berpose unik seperti yang dianjurkan oleh para fotografer itu. Pose-pose yang dihasilkan adalah pose yang khas , aneh, bahkan lucu. Dari yang sedang memegang puncuk api monas sampai yang menyalakan rokok dengan monas itu. Foto-foto ini menggambarkan bagaimana orang merasa bangga, tak berjarak dan membentuk presepsi mereka sendiri atas monas yang mereka kenal. Sebuah pencitraan yang hanya biasa dilakukan oleh medium fotografi.

Daniel kampua , juga seorang fotografer, bekerjasama dengan fotografer keliling itu,untuk mengadakan pameran bersama. Ia menyimpan data foto mereka , bersama-sama memilihnya lalu memamerkannya di pintu terowongan untuk masuk monas dalam sejumblah panel.

Selain itu dalam pose bersama , juga dengan latar belakang monas , yang hasilnya dipamerkan bersama-sama foto koleksi mereka. Para pengunjung monas tidak hanya bias melihat “diri mereka” disana, namun juga para fotografer monas, pengunjung dan fotografer melalui sebuah pameran foto.


Daniel Kampua lahir jakarta , 1984 lulus dari jurusan fotografi di institut kesenian Jakarta pada 2008, ia aktif mengikuti berbagai loka karya dan pameran. Selain berkarya ia kini menjadi fotografer untuk sebuah majalah di Jakarta. Ia pernahraih manjadi salah satu dari lima penghargaan khusus pada Jakarta 32c 2008, sebuah pameran karya visual mahasiswa Jakarta yang diadakan oleh Ruang rupa dan kompotan Jakarta 32c di galeri nasional Indonesia pada 2008.

Antara monas, pangunjung dan fotografer.





STANI MICHIELS 122





Jakarta 2003

Digital photography

Five panels 100 x 140 cm




Jakarta terbangun atas contras-kontras yang memukau. Masjid berdiri tak jauh dari kelenteng cina, wilayah criminal dengan rumah-rumah rendah disamping menara-menara


mewah yang terproteksi, perumahan tradisional disisi arsitektur sampah neoklasik barat…

“percakapan saya dengan seniman dan masyarakat setempat membuat saya menemukan beragam tempat. Ketimbang membuat daftar elemen-elem yang berbeda ini,saya lebih tertarik menangkap apa yang terjadi diruang antara, dan dengan demikian bagaimana pergeseran ekstrim terjadi dikota ini dalam waktu yang relative singkat.

“karena itu saya membangun cara yang khusus untuk mengkonfresi video (siambil dari mobil,kereta, …) menjadi serangkaian foto yang tak terputus. Hal ini membentuk persepsi yang sama sekali baru tentang kota: seluruh jalanan, perumahan, dan bahkan penampang kota bisa dicakup dalam satu foto tak terputus. Tak seperti fotografi panoramik 360 drajad. Disini tidak ada posisi kamera yang tetap dan dominant, yang mengendalikan pandangan kamera, yang dibebaskan dari tripot, kini dapat bergerak dalam cara yang berliku-liku. Dengan demikian, pelihat foto selamanya terdisorientasi.

Karut- marut kota diterjemahkan dalam derau dari kejauhan, tapi dalam jalan-jalan yang jelas teperinci dari dekat.” ( penyataan seniman)

Lahir di GEEL, 1973. tinggal dan bekerja di Amsterdam.


Grogol _ _ _ _ _



Ismiaji cahyono memilih wilayah yg dekat dengan diri nya yaitu grogol. Sebagai sebuah simpang strategis yg sangat padat karena menghubungkan jakarta dengan tangerang. Grogol menyimpan berbagai persoalan, selain kemacetan, polusi, juga kriminal. Sebuahkondisi yang berdampak secara psikologis pada publik yang melaluinya. Billboard interaktif Aji mencoba untuk mendefinisikan kembali Grogol. Dengan mencari persamaan kata Grogol (Grogol = ....). Bagian titik bisa diisi secara langsung melalui pesan pendek oleh publik. Saa ini Aji sedang melakukan penelitian tentang perkembangan Grogol. Ia akan membenturkan hasil asumsi dari penelitian dengan opini yang akan ia dapa dari publik memalui pesan pendek itu. Aji telah mengubah fungsi billboard dari sekedar penyampaian pesan menjadi media untuk mendefinisikan sebuah lokasi spesifik.
Ismiaji Cahyono berasal dari DKV ITB. Ia sangat tertarik dengan ilustrasi yang membawa berkecimpung ke dalam dunia desain. Ia lulus th 2001. Thesis yang ia buat berjudul “ Balancing the Act: Pursuing a Sociality Responsible Graphic in Indonesia”. Kini Ismiaji sedang merintis studio desain bersama istrinya di Jakrta, mengajar di Universitas Bina Nusantara, UPH dan UI. Dan ia jg berpartisipasi menyusun konsep majalah desain GrafisVersus dan pada 2008 memimpin redaksinya.


The meeting






“The meeting (2008) mengacu pada suatu bagian yang tak di kenal dalam sejarah hubungan diplomatik Amerika – Jepang pada abad ke-20. Kisah di mulai berlatar ketengangan akibat Undang-Undang pembatasan Timur Asing (Oriental Exclusion Act). Yan diloloskan Kongres AS pada 1942 untuk menankal imigran Asia Timur dari Amerika Serikat.
“Dengan harapan mengembangkan rasa saling memahami antara masyaratakt dua negara ini pendeta sidney Gullick, mantan misionaris ke Jepang, menprakarsai Proyek oneka Persahabatan (friendship Doll Project), untuk mengirimkan sekelompok boneka kepada anak anak Jepang sebagai ungkapan nita baik. Pada Januari 197, 12.739 boneka bermata biru, sumbangan anak-anak dari seluruh Amerika Serikat, di kirim ke Jepang, bertepatan dengan perayaan Hina Matsuri, festival-boneka tahunan di Jepang. Sebagai balasan, masyarakat Jepang mengirimkan 58 Boneka Persahabatan yang di desain khusus ke Amerika Serikat, semuanya berbusana kimono yang dilengkapi dengan pernak-pernik perhiasan. Boneka – boneka itu mewakili 47 prefecture di Jepang, 6 kota besar, 4 teritorial dan rumah tangga kekaisarannya.
“Namun, sejarah akhirnya menggerogoti ungkapan – ungkapan niat baik semacam ini. Setelah pengeboman Pearl Harbour dan masuknya Amerika Serikat dalam kancah Perang Dunia II, sebagian besar Boneka Persahabatan itu digudangkan atau dikeluarkan dari museum – museum serta galeri yang semula menyimpannya. Nasib yang sama diderita pula boneka – boneka bermata biru di Jepang, bayak diantaranya dibakar atau dirusak sesuai dengan perintah yang dikeluarkan pemerintah Jepang.
“Berdasarkan Proyek Boneka Persahabatan 1927 tersebut, the meeting adalah serangkaian film pendek hitam-putih, dimana boneka dari dua negara berbeda (Jepang dan Amerika) bertemu dalam berbagai rumah – rumah boneka. Masing – masing perjumpaan dalam rangkaian 15pertemuan itu didesain serupa, dengan dua boneka berhadap – hadapan tak bergerak dalam ruangan yang digelapkan. Cahaya perlahan bergerak melalui bukaan dalam ruangan dan menyinari adegan tersebut, memberi bebayang dalam suasana yang berubah sekaligus menandai berjalannya waktu. Tata suara, dirancang oleh seniman bunyi (sound artist) Isaac Teo, yang memperkuat suasana dan ambiguitas kelima belas perjumpaan itu-kadang ramah, kadang tak pasti dan dalam kesempatan lainnya, jelas – jelas bermusuhan dang mengancam.” (pernyataan perupa)


Rabu, 25 Maret 2009

Modern Times (film) – Charlie Chaplin



Modern Times adalah 1936 film komedi oleh Charles Chaplin yang ia ikonik Little tramp karakter, di akhir film-diam rupa, berjuang untuk bertahan hidup dalam modern, dunia industri. Film ini adalah sebuah komentar pada desperate pekerjaan dan kondisi fiskal banyak orang yang dihadapi selama Great Depression, kondisi dibuat, Chaplin dalam tampilan, dengan efisiensi yang modern industrialisasi. Bintang film Chaplin, Paulette Goddard, Henry Bergman, Stanley Sandford dan Chester Conklin, dan ditulis dan diarahkan oleh Chaplin.

Modern Times dianggap "budaya signifikan" oleh Library of Congress di tahun 1989, dan dipilih untuk pelestarian di Amerika Serikat National Film Registry.

Plot

Modern Times portrays Chaplin sebagai pekerja pabrik, yang bekerja pada sebuah sidang baris. Setelah subyek seperti indignities sebagai kekuatan-makan oleh seorang "modern" mesin makan dan mempercepat sidang baris dimana Chaplin screws kacang pada peningkatan nilai-lamanya ke bagian mesin, ia menderita suatu gangguan mental. Berikut ini kepada pemulihan yang sekarang menganggur Chaplin adalah salah satu yang ditangkap untuk Komunis demonstrasi ketika ia hanya berusaha untuk kembali bendera (merah bendera) yang jatuh di sebuah truk pengiriman. Dalam penjara, ia tanpa sengaja makan smuggled kokain, mistaking untuk garam. Mengigau berlaku di negara dia berjalan ke jailbreak dan knocks the Tasmania. Dia adalah seorang pahlawan hailed dan dilepaskan.

Di luar penjara, ia menemukan kehidupan yang keras, dan mencoba untuk mendapatkan ditangkap setelah gagal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dia segera berjalan menjadi anak yatim girl (the "gamine"), dimainkan oleh Paulette Goddard, yang lari polisi setelah mencuri satu buah roti roti. Untuk menyimpan girl dia memberitahu polisi bahwa dia pencuri dan patut yang akan ditangkap. Namun, saksi menyatakan dia menipu dan dia dibebaskan. Untuk mendapatkan ditangkap lagi, dia makan yang besar jumlah makanan di kafetaria tanpa membayar. Dia bertemu dengan gamine di mobil patroli, yang crash, dan mereka meloloskan diri. Dreaming dari kehidupan yang lebih baik, dia mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga malam di sebuah department store, sneaks yang gamine ke toko dan bahkan memungkinkan burglars ada beberapa makanan. Waking up berikutnya pagi di timbunan dari pakaian, ia sekali lagi ditangkap.

Sepuluh hari kemudian, dia mengambil gamine baru ke rumah - sebuah gubuk susut yang ia mengakui "tidak Istana Buckingham" tetapi akan dilakukan. Pagi berikutnya, Chaplin membaca tentang pabrik baru dan lahan pekerjaan di sana. Dia mendapat bos yang terperangkap dalam mesin, tetapi mengelola untuk melepaskan dia. Lain pekerja memutuskan untuk pergi pada mogok. Paddling batu bata yang secara tidak sengaja menjadi polisi, dia ditangkap lagi. Dua bulan kemudian, dia dibebaskan dan belajar bahwa gamine a dancer kafe, dia dan dia akan mencoba untuk mendapatkan pekerjaan sebagai singer. Malam hari, ia menjadi pelayan yang efisien meskipun ia menemukan kesulitan untuk kirim perbedaan antara "dalam" dan "out" ke pintu dapur, atau untuk berhasil mengirimkan bebek panggang ke meja. Selama lantai menunjukkan, dia kehilangan sebuah pukulan yang melahirkan lirik lagu dari-Nya, tetapi ia bertindak menyelamatkan dia oleh improvising yang jelas dalam kata pantomiming sementara. Ia bertindak membuktikan gemilang. Ketika polisi datang untuk menangkap dia yang sebelumnya gamine untuk keluar, mereka keluar lagi. Akhirnya, kami melihat mereka berjalan di bawah jalan subuh, tapi pasti menuju sebuah masa depan penuh harapan.

Cast

* Charlie Chaplin sebagai pekerja pabrik (the tramp)
* Paulette Goddard sebagai gamine (Ellen Peterson)
* Henry Bergman sebagai pemilik cafe
* Chester Conklin sebagai montir
* Stanley Sandford sebagai Big Bill
* Hank Mann sebagai alat
* Stanley Blystone sebagai gamine ayah
* Al Ernest Garcia sebagai presiden dari Electro Steel Corp (dikreditkan sebagai Allan Garcia)

Produksi

* Sutradara: Charles Chaplin
* Produsen: Charles Chaplin
* Penulis skenario: Charles Chaplin
* Direktur Fotografi: Rollie Totheroh, Ira Morgan

Chaplin mulai mempersiapkan film pada tahun 1934 sebagai yang pertama "kosong", dan pergi sejauh yang menulis naskah dialog dan percobaan dengan beberapa adegan suara. Namun, ia segera meninggalkan upaya ini dan dikembalikan ke format diam disinkronkan dengan efek suara. Dialog percobaan dikonfirmasi lama-nya berdiri keyakinan bahwa universal tramp banding yang akan hilang jika karakter pernah berbicara pada layar. Memang, film ini menandai tramp terakhir tampilan layar, dan arguably akhir dari film bisu era. Sebagian besar film yang mencoba "silent kecepatan", 18 frame per detik, yang bila diproyeksikan di "kecepatan suara", 24 frame per detik, membuat tindakan dagelan muncul bahkan lebih fanatik. Tersedia cetakan film benar sekarang ini. Film itu direkam panjang - film sesi dimulai pada 11 Oktober 1934 dan berakhir pada 30 Agustus 1935. [1]

Meskipun bukan "kosong", Modern Times termasuk melacak disinkronkan dengan suara musik yang skor (terdiri oleh Chaplin), Foley efek, singers dan suara yang berasal dari radio, suara dan layar televisi di kamar kecil. Menjelang akhir film yang tramp adalah mendengar suara untuk pertama kalinya dan hanya sebagai dia iklan-libs palsu Prancis dan Italia jelas untuk sejumlah Leo Daniderff 's lagu populer Je cherche Apres Titine.

Referensi ke narkoba dilihat dalam penjara urutan adalah sedikit keberanian untuk waktu (sejak kode produksi yang didirikan pada 1930, melarang penggambaran secara ilegal menggunakan narkoba dalam film); Chaplin telah dibuat referensi sebelum obat di salah seorang paling terkenal film pendek mudah Street, dirilis pada 1917.

Musik

Menurut dokumen resmi, musik adalah skor terdiri oleh Chaplin dirinya, dan diatur dengan bantuan Alfred Newman. Dengan tema romance kemudian diberikan lirik, dan menjadi pop standar "Smile", pertama dicatat oleh Nat King Cole dan kemudian dibahas oleh sebagai seniman seperti Barbra Streisand, Diana Ross, Michael Bublé, Michael Jackson, Liberace, Judy Garland, Madeleine Peyroux, dan Robert Downey, Jr (termasuk pada soundtrack untuk film Chaplin).

Bahkan, menurut komposer film David Raksin, musik yang ditulis oleh dia, sebagai seorang komposer muda dan tekun ingin membuat nama untuk dirinya sendiri. Chaplin akan duduk (sering di WC), giat tunes, dan memberitahu Raksin untuk "mengambil bawah ini". Kemudian, Raksin dari pekerjaan ini adalah untuk menghidupkan skor menjadi kuat, dan membuat waktu dan sinkronisasi yang sesuai dengan situasi. Chaplin adalah seorang pemain biola pandai dan tahu sesuatu tentang musik, tetapi dia adalah seorang orchestrator tidak, tidak ada yang tahu tentang sinkronisasi, dan telah mampu menulis musik untuk film ini. Lagu, "Smile", yang terdiri oleh dia, namun. Raksin pergi untuk membuat skor untuk film seperti itu sebagai Laura, dan Hari Setelah.

Penerimaan


Dunia premier of Modern Times (1936), New York

Modern Times sering hailed Chaplin sebagai salah satu dari banyak prestasi, dan tetap salah satu film yang paling populer. Gambaran yang ikonik dari Chaplin bekerja dgn penuh ketakutan untuk bersaing dengan sebuah perkumpulan baris terinspirasi nanti komedi rutinitas termasuk Disney's Face Der Fuehrer, sebuah episode dari I Love Lucy berjudul "Proyek Berpindah", dan baru-baru ini, sebuah episode of Drake & Josh.

Ini adalah pertama Chaplin terus terang politik-tema film, dan unflattering lukisan dari masyarakat industri yang dihasilkan kontroversi di beberapa tempat pada awalnya lepaskan.

Film pameran terkemuka kesamaan ke 1931 diarahkan oleh film Perancis René Clair J berhak nous la Liberté (Untuk Liberty Kami) - berkumpul di urutan baris adalah contoh yang jelas. Jerman film perusahaan Tobis Film digugat Chaplin berikut film dari rilis ke rilis tidak faedah. Mereka digugat kembali setelah Perang Dunia II (dianggap dendam untuk Chaplin's nanti anti-Nazi dalam pernyataan The Great Dictator). Kali ini, mereka menetap dengan Chaplin dari pengadilan. Liberté direktur Clair merupakan outspoken admirer dari Chaplin, adalah flattered oleh bahwa film icon mungkin meniru dia, dan sangat malu Tobis Film yang akan menuntut Chaplin.

Film yang menarik kritikan karena hampir sepenuhnya diam, meskipun industri film yang memiliki panjang sejak embraced gambar yang berbicara. Chaplin baik sekali dikhawatirkan bahwa misteri dan romanticism dari tramp karakter akan hancur jika ia berbicara, dan dikhawatirkan akan mengasingkan fans nya di non-wilayah berbahasa Inggris. His film masa depan, bila tidak dilakukan sepenuhnya baku "film bicara".

SUMBER :
http://en.wikipedia.org/wiki/Modern_Times_(film)

VIDEO : Art, Comedy – Charlie Chaplin – “Modern Times”



SUMBER :
http://video.google.com/videoplay?docid=893627879073510155&ei=rlLKSfWUMIy6wgP7uNTyBA&q=Modern+Times+charlie+chaplin&hl=id

Charlie Chaplin



Sir Charles Spencer Chaplin, Jr. KBE (lahir di East Street, Walworth, London, 16 April 1889 – wafat di Vevey, Swiss, Swiss, 25 Desember 1977 pada umur 88 tahun), atau Charlie Chaplin, adalah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses. Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan panutan bagi seniman di bidang yang sama.

Chaplin adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan paling kreatif di era film bisu. Di dalam film-filmnya, Chaplin dikenal suka merangkap-rangkap, mulai dari peran utama, sutradara, penulis naskah, hingga pengisi ilustrasi musik. Karir di dunia hiburan berlangsung selama 65 tahun, dirintisnya sebagai pemeran cilik di panggung zaman Victoria dan pertunjukan komedi music hall di Inggris, dan terus berkarya hingga sebelum meninggal di usia 88 tahun. Kehidupan Chaplin penuh pasang surut, mulai dari masa kecil yang dibalut kemiskinan, hingga tiba di puncak ketenaran bintang Hollywood sekaligus simbol budaya. Kehidupan pribadinya yang gemerlap mengundang banyak sanjungan sekaligus kontroversi.

Di dalam film-filmnya, Chaplin sering memerankan karakter "The Tramp", seorang gelandangan berpotongan kumis petak yang memiliki etiket dan martabat seorang bangsawan. Kostum berupa jas kesempitan, celana panjang yang kebesaran, serta ke mana-mana membawa tongkat dan memakai topi tinggi.

Masa kecil

Charlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pertunjukan komedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun.

Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekitar Kennington Road, kawasan Lambeth, London.

Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior adalah keturunan orang Roma, seorang peminum dan hanya sekali-kali saja menghubungi putranya. Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang ketika itu tinggal bersama seorang wanita simpanan. Rumah tersebut ada di 287 Kennington Road, dan sekarang terdapat plakat peringatan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana.

Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan kakak sekandung lain bapak yang bernama Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.

Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar bernama Central London District School di Hanwell.

Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara tertarik tampil dalam pertunjukan komedi Music Hall di usia yang sangat dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya.

Tanpa diketahui Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di luar negeri. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan bekerja untuk studio Chaplin di Hollywood.

Di tahun 1928, ibu Chaplin wafat di Hollywood, setelah 7 tahun tinggal di Amerika Serikat atas ajakan ketiga putranya yang sudah sukses.

Dunia panggung

Chaplin pertama kali naik panggung di tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Di tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Di tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey's Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.

Pertunjukan di Amerika

Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.

Perintis dunia sinema


Kid Auto Races in Venice (1914). Film kedua Chaplin dan debutnya dengan kostum Tramp

Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel's Strange Predicament (9 Januari 1914).

Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Di tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film di tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam karirnya.


Studio Charlie Chaplin (tahun 1922)

Setelah kontrak dengan studio Mutual habis di tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya: A Dog's Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923). Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah The Kid (1921).

Di tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bersama-sama Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga di awal tahun 1950-an.

Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).

Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights dipuji kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 sebagai: "sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid".

Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood adalah: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).


Film "Modern Times" (1936), Chaplin sedang makan dilayani mesin.

Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah dikenal sejak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) adalah film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, seperti radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja membuatnya seperti itu untuk membantu penonton film di tahun 1930-an yang tidak lagi terbiasa melihat film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan suara Chaplin (pada lagu yang dipasang di akhir film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus akhir dari era film bisu karya Chaplin.

Chaplin dikenal sebagai artis serba bisa, koreografi film Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film The Circus (1928). Lagu berjudul "Smile" merupakan ciptaan Chaplin yang paling terkenal di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film "Modern Times", lagu "Smile" diberi tambahan lirik untuk dinyanyikan Nat King Cole sewaktu ingin diedarkan kembali di tahun 1950-an. Lagu "This Is My Song" dari film terakhir Chaplin, "A Countess From Hong Kong" berhasil menjadi hit dalam berbagai bahasa di tahun 1960-an (terutama versi Petula Clark). Film Limelight berisi lagu tema berjudul "Eternally" yang berhasil menjadi hit di tahun 1950-an.

Ilustrasi musik untuk film Limelight yang dikerjakan Chaplin mendapat nominasi Academy Awards di tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.

Academy Awards


Chaplin dan Jackie Coogan dalam film The Kid (1921)

Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk "kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film The Circus". Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah The Jazz Singer.

Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian di tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas "pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini". Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.

Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya di tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy di tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.

Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Di tahun 1973, film Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung di tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.

Karya terakhir

Dua film terakhir Chaplin dibuat di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.

Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, "Kapan-kapan, pasti aku buat." Kesehatan Chaplin terus menurun di tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud.

Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses di tahun 1923.

Dikelilingi wanita


Charlie Chaplin dan Paulette Goddard dalam film Modern Times (1936). Penampilan terakhir di layar perak bagi karakter Tramp.

Chaplin dikelilingi banyak wanita yang berpengaruh penting dalam hidup dan karirnya.
Charlie Chaplin dan Paulette Goddard dalam film Modern Times (1936). Penampilan terakhir di layar perak bagi karakter Tramp.

Hetty Kelly

Cinta pertama Chaplin adalah pada Hetty, penari yang ditemuinya di London ketika Hetty masih berusia 15 tahun dan Chaplin 19 tahun. Chaplin tergila-gila dan melamarnya, tapi ditolak. Chaplin memutuskan keduanya untuk tidak saling berjumpa lagi, walaupun keputusan ini membuat hatinya hancur. Hetty tewas menjadi korban epidemi influenza tahun 1918.

Edna Purviance

Chaplin dan aktris lawan main tetapnya, Edna Purviance terlibat hubungan asmara sewaktu memproduksi film-film di studio Essanay dan Mutual dari tahun 1916 hingga 1917. Hubungan mereka tampaknya putus di tahun 1918, dan keduanya tidak mungkin rujuk sebab Chaplin menikah dengan Mildred Harris di akhir tahun yang sama. Edna terus berperan sebagai peran utama wanita di film-film Chaplin sampai tahun 1923, dan terus menerima gaji dari Chaplin hingga wafat tahun 1958.

Mildred Harris

Mildred yang berusia 16 tahun menikah dengan Chaplin yang sudah berusia 29 tahun pada 23 Oktober 1918. Pernikahan ini akibat Mildred yang masih di bawah umur mengira dirinya sudah hamil. Di antara keduanya lahir Norman Spencer Chaplin (dikenal sebagai "The Little Mouse") yang meninggal sewaktu masih kecil. Chaplin dan Mildred bercerai tahun 1920.

Pola Negri

Dari tahun 1922–1923, Chaplin terlibat hubungan dengan aktris Pola Negri yang baru datang dari Polandia untuk memulai karir di Hollywood. Hubungan mereka berdua sangat unik, dan tidak seperti biasanya Chaplin mau terang-terangan membeberkan hubungannya dengan wanita di muka publik. Penulis biografi Chaplin sebagian berpendapat hubungan Chaplin dan Pola adalah semata-mata untuk publisitas.

Lita Grey

Di usia 35, Chaplin berhubungan dengan Lita Grey yang berusia 16 tahun sewaktu persiapan film The Gold Rush. Setelah Lita hamil, mereka menikah tanggal 26 November 1924. Perkawinan menghasilkan 2 anak, aktor Charles Chaplin Jr. (1925–1968) dan Sydney Earle Chaplin (1926–). Perkawinan ini menjadi bencana karena keduanya tidak saling cocok. Chaplin dan Lita bercerai tahun 1928, dan menerima uang tunjangan perceraian yang jumlahnya memecahkan rekor pada saat itu. Chaplin harus membayar 825.000 dolar AS kepada bekas istrinya, ditambah 1 juta dolar AS untuk mengurus perkara ini. Perceraian ini begitu sensasional hingga membuatnya stres, dan diduga sebagai penyebab memutihnya rambut Chaplin. Penulis biografi Chaplin, Joyce Milton menulis dalam buku Tramp: The Life of Charlie Chaplin bahwa pernikahan Chaplin-Grey merupakan inspirasi novel Lolita karya Vladimir Nabokov di tahun 1950-an.

May Reeves

May mulanya diterima bekerja sebagai sekretaris pribadi untuk menemani Chaplin dalam perjalanan panjang ke Eropa (1931-1932). Tugas May nantinya membacakan surat-surat pribadi yang ditujukan kepada Chaplin, tapi baru sepagian bekerja, May dipertemukan dengan Chaplin yang langsung jatuh cinta. Keduanya menjadi sangat lengket hingga Syd kakak Chaplin jadi sebal. Setelah Syd ikut terlibat asmara May, hubungan cinta segitiga ini berakhir dan May keluar dari rombongan Chaplin. Reeves mengisahkan hubungan singkatnya dengan Chaplin dalam buku The Intimate Charlie Chaplin.

Paulette Goddard

Chaplin terlibat hubungan asmara sekaligus hubungan kerja dengan aktris Paulette Goddard dari tahun 1932-1940. Pada waktu itu, Goddard tinggal di rumah kediaman Chaplin di Beverly Hills. Chaplin "menemukan" bakat Goddard dan memberikannya peran utama wanita untuk film Modern Times dan The Great Dictator. Status pernikahan dengan Chaplin yang tidak mau dijelaskan Goddard membuat namanya dicoret dari calon pemeran Scarlett O'Hara untuk film Gone with the Wind. Setelah berpisah di tahun 1940, Chaplin dan Goddard mengaku keduanya pernah menikah diam-diam di tahun 1936. Pengakuan ini kemungkinan dibuat untuk mencegah rusaknya karir Goddard, karena secara pribadi Chaplin pernah mengaku tidak menikahi Goddard secara resmi. Chaplin membayar sejumlah tunjangan perceraian untuk Goddard setelah perkawinan secara hukum adat di antara keduanya berakhir damai di tahun 1942.

Joan Berry

Chaplin sempat sebentar terlibat hubungan asmara dengan aktris Joan Berry di tahun 1942. Chaplin ingin memasangnya sebagai peran utama wanita dalam film yang akan diproduksi. Hubungan mereka berakhir setelah Joan mulai menunjukkan gejala sakit jiwa. Keterlibatan singkat Chaplin dengan Joan nantinya banyak membuat repot. Setelah melahirkan anak di tahun 1943, Joan menuntut Chaplin untuk bertanggung jawab. Walaupun tes darah menunjukkan anak yang dilahirkan Joan bukanlah anak Chaplin, pengadilan tidak menerima tes darah tersebut sebagai bukti. Chaplin diperintahkan membayar dukungan finansial bagi anak Joan.

Oona O'Neill

Sewaktu berperkara dengan Joan Berry, Chaplin bertemu dengan Oona O'Neill, putri Eugene O'Neill, dan menikahinya tanggal 16 Juni 1943. Chaplin di usianya yang ke 54, sedangkan Oona baru 17 tahun. Setelah perkawinan berlangsung, ayah Oona sampai meninggal dunia tidak pernah menghubungi atau mau dihubungi putrinya. Chaplin dan Oona ternyata saling akur, Oona merindukan cinta laki-laki dengan sosok kebapakan, sebaliknya Chaplin haus kesetiaan seorang wanita muda. Perkawinan ini sekaligus digunakan Chaplin untuk mengangkat popularitasnya di mata publik yang mulai menurun. Pernikahan dikaruniai 8 anak, berlangsung lama dan bahagia. Putra Chaplin dari Oona ada 3 orang: Christopher, Eugene, dan Michael Chaplin, serta 5 putri: Geraldine, Josephine, Jane, Victoria, dan Annette-Emilie Chaplin.

Gelar ksatria

Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali diusulkan sebagai penerima di tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tidak ingin merusak hubungan dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez.

Tutup usia

Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-Sur-Vevey, Vaud, tapi makamnya dipindah di dekat Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang.

Trivia

* Charlie Chaplin pernah dua kali berlibur di Grand Hotel Ngamplang yang terletak di Kecamatan Cilawu, Garut, Jawa Barat. Kunjungan pertama Chaplin ditemani aktris Mary Pickford di tahun 1927, sedangkan kunjungan yang kedua bersama Paulette Goddard di tahun 1935.[1] Di Bandung, Chaplin pernah menginap di Hotel Homann ditemani Mary Pickford.[2]
* Spencer Dryden, pemain drum kelompok Jefferson Airplane adalah putra dari Wheeler Dryden, saudara laki-laki seibu dengan Charlie Chaplin.[3]

Filmografi

Tanggal rilis ditulis di dalam tanda kurung :

Keystone Studios
(*) tidak ditulis/disutradarai Charlie Chaplin
1914

* 01. Making a Living (2 Februari) *
* 02. Kid Auto Races at Venice (7 Februari) *
* 03. Mabel's Strange Predicament (9 Februari) *
* 04. Between Showers (28 Februari) *
* 05. A Film Johnnie (2 Maret) *
* 06. Tango Tangles (9 Maret) *
* 07. His Favourite Pastime (16 Maret) *
* 08. Cruel, Cruel Love (26 Maret) *
* 09. The Star Boarder (4 April) *
* 10. Mabel At The Wheel (18 April) *
* 11. Twenty Minutes Of Love (April 20)
* 12. Caught in a Cabaret (27 April) *
* 13. Caught in the Rain (4 Mei)
* 14. A Busy Day (7 Mei)
* 15. The Fatal Mallet (1 Juni) *
* 16. Her Friend The Bandit (4 Juni) (satu-satunya film Chaplin yang hilang)
* 17. The Knockout (11 Juni) *
* 18. Mabel's Busy Day (13 Juni) *
* 19. Mabel's Married Life (20 Juni)
* 20. Laughing Gas (9 Juli)
* 21. The Property Man (1 Agustus)
* 22. The Face on the Bar-Room Floor (10 Agustus)
* 23. Recreation (13 Agustus)
* 24. The Masquerader (27 Agustus)
* 25. His New Profession (31 Agustus)
* 26. The Rounders (7 September)
* 27. The New Janitor (14 September)
* 28. Those Love Pangs (10 Oktober)
* 29. Dough and Dynamite (26 Oktober)
* 30. Gentlemen of Nerve (Oktober 29)
* 31. His Musical Career (7 November)
* 32. His Trysting Place (9 November)
* 33. Tillie's Punctured Romance (November 14) *
* 34. Getting Acquainted (5 Desember)
* 35. His Prehistoric Past (7 Desember)

Essanay
1915


* 36. His New Job (1 Februari)
* 37. A Night Out (15 Februari)
* 38. The Champion (11 Maret)
* 39. In The Park (18 Maret)
* 40. A Jitney Elopement (1 April)
* 41. The Tramp (11 April)
* 42. By The Sea (29 April)
* His Regeneration (7 Mei) (cameo: sebagai pembeli)
* 43. Work (21 Juni)
* 44. A Woman (12 Juli)
* 45. The Bank (9 Agustus)
* 46. Shanghaied (4 Oktober)
* 47. A Night in the Show (20 November)
* 48. Burlesque on Carmen (18 Desember)

1916

* 49. Police (27 Mei)

1918

* 50. Triple Trouble (disusun 2 tahun setelah Chaplin keluar dari studio Essanay dari karya Chaplin yang belum selesai)


Mutual Film
1916


* 51. The Floorwalker (15 Mei)
* 52. The Fireman (12 Juni)
* 53. The Vagabond (10 Juli)
* 54. One A.M. (7 Agustus)
* 55. The Count (4 September)
* 56. The Pawnshop (2 Oktober)
* 57. Behind the Screen (13 November)
* 58. The Rink (4 Desember)

1917

* 59. Easy Street (22 Januari)
* 60. The Cure (16 April)
* 61. The Immigrant (17 Juni)
* 62. The Adventurer (22 Oktober)

First National
1918


* 63. A Dog's Life (14 April)
* 64. The Bond (29 September)
* 65. Shoulder Arms (20 Oktober)

1919

* 66. Sunnyside (15 Juni)
* 67. A Day's Pleasure (15 Desember)
* 68. The Professor tidak selesai

1920

* 68. The Kid (6 Februari)
* 69. The Idle Class (25 September)

1922

* 70. Pay Day (2 April)

1923

* 71. The Pilgrim (26 Februari)

United Artists
1923


* 72. A Woman of Paris (26 September) (cameo)

1925

* 73. The Gold Rush (26 Juni)

1928

* 74. The Circus (6 Januari)

1931

* 75. City Lights (6 Februari)

1936

* 76. Modern Times (5 Februari)

1940

* 77. The Great Dictator (15 Oktober)

1947

* 78. Monsieur Verdoux (11 April)

1952

* 79. Limelight (16 Oktober)

Produksi yang lain
1957


* 80. A King in New York (12 September)

1959

* 81. The Chaplin Revue (1 September) (Kumpulan film pendek sewaktu dikontrak studio First National: A Dog’s Life, Shoulder Arms, dan The Pilgrim yang disunting Chaplin menjadi film bermasa putar standar).

1967

* 82. A Countess from Hong Kong (5 Januari)

Lain-lain:

* The Nut (6 Maret 1921) (cameo: peniru chaplin)
* Souls For Sale (27 Maret 1923) (cameo: sebagai diri sendiri, sutradara terkenal)
* A Woman of the Sea (1926) (Chaplin sebagai produser)
* Show People (11 November 1928) (cameo: sebagai diri sendiri)

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Charlie_Chaplin

Jumat, 20 Maret 2009

Stefan Sagmeister “Desain yang tidak takut pada batasan”

“Desain yang tidak takut pada batasan” Stefan Sagmeister ini sempat diwawancarai oleh majalah desain kita VERSUS loh ^^ berikut percakapannya :

Stefan Sagmeiste ternyata sempat tinggal dibali 1 tahun,
ia tidak mau melakukan membuat karyanya di New york lagi atau kota besar berarti bukan seluruh AS, Eropa, dan kota besar di Asia timur.
dalam perbincangannya ia berkata Afrika dan Amerika selatan asing bagi saya, saya pernah ke bali pada masa pekerjaan dibiro iklan pada tahun 2007.
Suasana tropis, serta budaya kriya yang kaya membantu keputusan memilih bali
“Bali adalah tempat paling produktif, budaya yang pernah dikunjungi. Banyak teori tentang bagaimana itu mungkin terjadi (kekayaan tropis) terutama seni budaya.

Stevan pun sempat presentasiin karyanya yang terkenal yaitu Things I have learned in my life so far
Ia sempat ditanya apakah ia seniman atau desainer?
Ia pun menjawab dengan singkat “ Desain harus menghasilkan, seni tidak harus”

Epilog
Dan pertanyaan beikutnya “Style = Fart “ dan kelebihan besar melampaui gaya, ia telah meningkalkannya, tapi a menerima bahwa gaya dan Fashion juga membentuk desainnya “saya orang cukup mainstream, apa yang saya suka pasti disukai juga oleh orang lain”



















Stevan Stagmaster dan Ismaiaji cahyono (team Versus)



Suber: dari majalah Versus